Jaman Jahiliyah
Peradaban Arab sebelum datangnya Islam sering disebut jaman Jahiliyyah yang artinya kebodohan. Kebodohan dalam arti ketidak tahuan aturan agama dan kemasyarakatan. Bukan bodoh dalam arti sebagai masyarakat yang tertinggal, karena kehidupan masyarakat arab waktu itu sebenarnya sudah maju, bahkan dapat dibilang sukses dan makmur, pertaniannya maju demikian juga perdagangannya. Jahilyyah yang dimaksud adalah kebodohan dalam arti ketidaktahuan aturan agama dan cara bermasyarakat yang benar, antara lain sebagai berikut:
- Hidup dalam kemusyrikan menyembah patung-patung
- Wanita dipandang rendah, seperti harta dagangan, bahkan ada yang mengubur hidup-hidup bayi perempuan
- Suka bertengkar dan berperang
- Suka minum-minuman keras
- Suka mengundi nasib, tahayyul, percaya ramalan dukun, dan keburukan lainnya
Menyepi di Gua Hira
Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab juga sudah mengenal tahannuts (التَحَنُّث), yaitu tradisi menyepi, mengasingkan diri, untuk menempa nafs, biasanya dalam beberapa hari rutin setiap tahunnya. Abdul Muththalib dan Nabi Muhammad saw. Juga melakukan tahannuts ini. Prihatin dengan kondisi jahiliyyah di masyarakat waktu itu, nabi menyepi di gua Hiro untuk mendekatkan diri kepada Alloh secara intensif atau sungguh-sungguh. Dipilih gua hiro meskipun tempatnya jauh, terjal, naik keatas gunung (jabal Nur atau gunung cahaya), karena tempat tersebut sepi sehingga dapat khusuk dalam mendekatkan diri kepada Alloh SWT, memudahkan untuk tersambung kepada Alloh SWT.
Pelajaran
Dalam toriqoh Naqsyabandiyyah terdapat amalan suluk, mencontoh apa yang dilakukan nabi yaitu tahannuts diatas. Suluk adalah amalan meninggalkan rumah untuk beberapa hari dengan tujuan untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT secara intensif. Dengan suluk kita dapat terhindar dari hal-hal yang kurang baik yang ada disekitar kita sehari-hari, baik urusan kerja, masalah keluarga, pengaruh media, dll. Dalam pesulukan untuk sementara waktu kita terputus dari masalah sehari-hari, karena di pesulukan tidak ada TV, dan tempatnya terisolasi sehingga menjadi tempat yang tenang untuk berintrospeksi dan melakukan ibadah dengan sebaik-baiknya. Manfaat dari suluk diharapkan mendapatkan pencerahan hati, sehingga ketika pulang kembali kerumah akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih baik akhlaknya dan amal ibadahnya. Aamiin.